Selasa, 13 Agustus 2013 0 komentar

Dana Hibah Sampah

Kementerian Pekerjaan Umum menerima dana hibah dari pemerintah Australia untuk kabupaten/kota di Provinsi Jambi bagi pengelolaan limbah sanitasi dan sampah.

Menurut Kepala Central Project Management Unit (CPU) Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Chandra R. P Situmorang bantuan hibah itu merupakan kebijakan pemerintah Australia melalui Australia Aid.

Hibah yang diberikan pemerintah Australia itu berdasarkan mekanisme output base, yakni pemerintah daerah mesti mengalokasikan dananya menggunakan APBD hingga terbangun infrastruktur yang baik.

"Kemudian, pemerintah pusat akan menggantikannya berdasarkan dana hibah dari pemerintah Australia. Tugas saat ini adalah, bagaimana mendorong pemerintah kabupaten/kota agar menginvestasikan dana APBD nya untuk membangun sarana sanitasi dan sampah masyarakat," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, meski tidak bisa dianggarkan pada tahun anggaran 2013, pemerintah kabupaten/kota bisa memulai dengan cara menyusun terlebih dahulu detail engineering design (DED) melalui APBD perubahan.

Pada penyusunan DED itu, kata dia, pemerintah pusat melalui Kementerian PU akan turut membantu. Selain itu Kementerian PU juga akan melakukan pendampingan saat proses pembangunan fisik.
0 komentar

Jual Bak Sampah Fiberglass



Bak Sampah Teletubis

Panjang : 50 cm
Lebar     : 55 cm
Tinggi    : 140 cm
Berat      : 8 kg
Bahan     : Fibreglass
Finishing : Cat Duco & Vernish Blinken

Rp.1.500.000,-/bj

Rp.5.400.000,-/set
Bak Sampah Katak

Panjang : 60 cm
Lebar     : 60 cm
Tinggi    : 80 cm
Berat      : 8 kg
Bahan     : Fibreglass
Finishing : Cat Duco & varnish Blinken

Rp.1.500.000,-
Bak Sampah Kura-kura

Panjang : 60 cm
Lebar     : 60 cm
Tinggi    : 110 cm
Berat      : 9 kg
Bahan     : Fibreglass
Finishing : Cat Duco & Vernish Blinken

Rp.1.500.000,-
Selasa, 21 Mei 2013 2 komentar

MEMBUAT KOMPOS KOTORAN SAPI SAMBIL BUDIDAYA CACING TANAH

Cara mengolahnya juga sederhana :

Kotoran Sapi sebagai bahan utama. Kotoran sapi bisa kotoran yang baru maupun yang sudah dingin. Yang masih baru biasanya masih lembek dan yang sudah dingin biasanya sudah mulai berkurang kadar airnya.
Bisa juga digunakan kotoran kambing, kelinci, ayam, limbah sayuran, sampah organic lainnya.
Siapkan wadah untuk memproses kotoran sapi menjadi kompos. Saya gunakan kotak bekas telur yang ada di rumah. Kotak dialasi dengan karung plastic bekas terigu. Alas ini untuk menahan kotoran jangan menetes kelantai. Bisa juga menggunakan kardus bekas.
Masukkan kotoran sapi ke dalam kotak. Ratakan dengan cethok supaya tidak ada gumpalan dan rongga kotoran. Apalagi kotoran sapi yang digunakan sudah dingin, kotoran ternak qurban kemarin. Kotorannya mulai menggumpal dan mengeras. Sehingga perlu dihancurkan dan diratakan dalam kotak.
Siapkan air secukupnya. Air ini gunanya untuk menjaga kelembaban kotoran sehingga cacing betah hidup di dalamnya. Cacing senangnya berada di lingkungan yang gelap dan lembab.
Apalagi kotoran yang digunakan di sini sudah mulai berkurang kadar airnya, sehingga perlu ditambahkan air. Banyaknya by feeling saja, yang penting jangan terlalu banyak, cukup basah saja.
Cara membasahi kotoran adalah dengan dikepretin pakai tangan saja, jangan diguyur. Lalu diratakan lagi dengan cethok, supaya kotorannya lebih gembur dan mengandung air secara merata sampai bawah. Mungkin sebaiknya supaya lebih merata airnya bisa dicampur dulu dengan kotoran pada timba plastic, lalu diaduk dengan kelembaban tertentu. Butuh tenaga ekstra untuk kotoran yang sudah dingin.
Jika sudah cukup basah dan merata sudahi penambahan airnya. Artinya kotoran sudah siap untuk ditabur cacing.
Siapkan cacing yang akan ditebar. Saya beli hanya 1 kg cacing, yang dalam hal ini sudah dicampur dengan kascing supaya cacingnya tidak lari dari wadahnya. Prosedur bakunya demikian dari penjualnya.
Dengan cacing 1 kg ini, dengan aturan main setiap 24 jam cacing ini memproses/makan sebanyak beratnya (dalam hal ini 1kg) maka kotoran yang diprakirakan beratnya 15 kg akan jadi kompos selama 15 hari lagi, sejak hari ini (23 Desember 2010)
Beginilah gambaran populasi dari cacing tanah berwarna merah ini, biasa disebut dengan red worm atau Lumbricus Rebellus, yang natural habitatnya di tanah dan biasanya digunakan untuk mengolah kotoran hewan menjadi kompos.
Kondisi seperti ini terjadi setelah lapisan teratas kascing disisihkan. Biasanya bagian atasnya tertutup kascing dan cacing bersembunyi di bawahnya, seolah-olah tidak bercacing.
Cacing dan kascing bawaan yang sudah ditebarkan di atas kotoran hewan. Dalam waktu yang tidak lama cacing-cacing ini langsung masuk ke dalam kotoran untuk memulai kehidupannya di tempat yang baru. Semoga Allah memberkahi pekerjaan ini.
Supaya tidak terlalu terang, karena lokasi mesin produksi vermikompos ini terlalu terang, meski tidak kena sinar matahari lansung, maka ditutupi dengan kardus bekas. Supaya cacingnya semakin produktif dan senang di kandang barunya.
Demikianlah cara mengolah kotoran sapi dan sebangsanya, tetapi disini saya gunakan bahan yang ada, kotoran sapi, gratisan, dengan memanfaatkan cacing tanah jenis red worm atau nama latinnya Lumbricus Rebellus.
0 komentar

Teknik membuat kompos


Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organik karena penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organik.

 
 
 
 
Alat dan Bahan:
  1.  Bak Pengoposan berfungsi agar bahan kompos tidak tercecer dan berserakan dan juga dengan memakai bak proses pembalikan dan pengontrolan jadi lebih mudah Ukuran Bak pengomposan panjang 1,5m x lebar 1m x tinggi 1m Bahan terbuat dari kayu atau bambu dengan syarat Aerasi  baik sehingga oksigen dapat masuk kedalam bahan dan Drainase yang baik
  2. Cerobong; terbuat dari pipa pralon 4” dengan panjang 1,5m dan telah diberi lobang kecil
  3.  Alas; terbuat dari balok atau anyaman bambu dengan ukuran panjang 1,5m x lebar 1m x tebal 6cm
  4.  Tutup; terbuat dari triplek atau anyaman bamboo berukuran 1,5m x 1m
  5. Sekop
  6. Cangkul Garu
  7.  Alat Pengayak terbuat dari kasa berukuran 5/7
  8. Sepatu Boat
  9. Parang / mesin perajang
  10. Tempat pengumpul sampah/ daun
  11. Selang dan Sprayer
  12. Termometer

Tahapan-tahapan Pembuatan Kompos
  1.  Pemilihan bahan, bahan yang baik dan sesuai akan mempercepat proses pembuata kompos.
    Syarat bahan yang baik 
     - Rasio C/N - Tidak mengandung Zat kimia yang membahayakan  - Tidak mengandung bibit penyakit seperti virus, bakteri atau cendawan - Berbau normal dan tidak menarik binatang 
  2. Perajangan; bahan kompos dirajang dengan ukuran 1-7cm.
    perajangan bisa memakai parang atau mesin perajang, semakin kita merajang kecil-kecil maka semakin cepat proses pembuatan komposnya 
  3. Penyusunan bahan di dalam bak pengomposan a. Pasang alas bak·
     
    b. Isi  bak sampai setengah 
    ·         Siram dengan air ·         c. Pasang atau letakan cerobong dengan  mendatar ·         d. Isi kembali sampai penuh ·         e. Siram tapi dengan catatan jangan terlalu basah
  4. Perlakuan saat proses pembuatan kompos ·       Suhu bahan akan meningkat pada 24 jam pertama sampai 65’C, biarkan sampai 2-4 hari dengan tujuan untuk membunuh pathogen, cendawan dan gulma.
    Jangan biarkan lebih dari 4 hari karena akan membunuh mikroorganisme yang menguraikan bahan jadi kompos 
    ·        Pemeliharaan dilakukan dengan cara mengontrol suhu dan kelembaban bahan kompos.
    Setelah 4 hari bolak balikan bahan agar suhu menjadi turun sekitar 45-60 C dengan kelembaban 40-50%.
    Pengontrolan suhu selanjutnya dilakukan 3 hari sekali disertai dengan membolak-balik bahan dan jika diperlukan dilakukan penyiraman apa bila suhu terlalu tinggi 
    Setelah 45 hari bahan akan berubah warna menjadi hitam kecoklatan dan volume bahan akan merosot sampai ½ nya ·         Proses Pematangan; tahap ini dilakukan 14 hari setelah pemeliharaan. Proses ini dilakukan saat : Bahan menyerupai tanah Suhu sudah lebih rendah dari 45 C Penyusutan sampai 50% 
  5. Pengayakan; dilakukan dengan memakai kawat kasa dengan ukura 1mm x 1mm sampai 5mm x 5mm

Cara membuat kompos dengan EM4 (unaerobik)
EM4 atau effective microorganism 4 adalah suatu cairan yang terdiri dari berbagai macam kultur mikroorganisme yang bermanfaat seperti bakteri fotosintetis, bakteri asam laktat, ragi, actinomycetes dan jamur peragian.

Alat dan Bahan
  1. Alas sebaiknya menggunakan lantai semen
  2. Terpal / Plastik
  3. EM4
  4. Canggul garu
  5. Sekop
  6. Pengayak
  7. Sepatu Boat
  8. Sarung tangan
  9. Parang/ mesin perajang
  10. Sprayer

Tahapan proses pembuatan kompos memakai EM4 
Adalah sebagai berikut
  1. Memilih Bahan kompos : Pilih bahan yang relative lunak Rasio C/N tinggi Tidak mengandung zat berbahaya  

  • Perajangan bahan kompos; semakin kecil semakin baik dalam proses pembuatan kompos
    dalam perajangan bisa menggunakan parang bisa juga dengan mesin perajang
  • Pengaktifan EM4 dengan cara
    - Campurkan EM4 1cc dengan 1ltr air dan 1gram gula
    - Aduk sampai merata
    - Biarkan 24 jam
    - EM4 siap digunakan
  • Pencampuran Serbuk gergaji
    Campurkan sebuk gergaji dengan bahan kompos, aduk sehingga merata
  • Penambahan Stater
    - Hamparkan terpal diatas lantai
    - Masukan Bahan kompos
    - Semprotkan EM4 aktip kedalam bahan aduk merata
    - Jaga kelembaban 30-40%
  • Proses Permentasi
    - Tutup rapat Terpal dengan cara dilipat atau bisa juga dengan cara memasukan bahan yang telah diaduk kedalam tong plastik
    - jaga suhu 35-45 C
    - Waktu fermentasi sekitar 3-4 hari
    - Setelah 4 hari buka dan cium baunya bila tercium seperti ragi/ tape maka kompos telah jadi bokasi
  • Penjemuran
    Jemur bokasi di tempat terlindung dari sinar matahari langsung
    Tunggu sehingga kering lamanya tergantung
    Bokasi siap digunakan.
  • 0 komentar

    Mengenal Proses Daur Ulang Kertas

    Daur Ulang KertasPerbandingan laju penanaman pohon dan konsumsinya yang tidak sebanding di Indonesia, semakin memperkuat akan pentingnya daur ulang limbah kertas. Idealnya, laju pertumbuhan hutan harus lebih besar dari laju konsumsinya.

    Berbeda dengan di Indonesia, di Amerika Serikat 55% dari jumlah konsumsi kertas secara nasional dapat di daul ulang dan digunakan kembali sebagai bahan baku kertas (ref.:paperrecycles.org). Bahkan di sana, setiap 3 pohon yang dikonsumsi, 5 pohon baru tumbuh sebagai penggantinya. Maka, tidaklah mengherankan jika selama kurun waktu 50 tahun terakhir, populasi hutan di Amerika Serikat meningkat sampai 40%.

    Proses Daur Ulang Kertas

    Proses daur ulang kertas bermula dari proses pemilahan limbah kertas dari limbah lainnya, mulai dari rumah tangga, sekolah, kantor-kantor atau di tempat manapun. Tahap awal ini sangat menentukan keberhasilan proses daur ulang secara keseluruhan.

    Setelah limbah kertas dipisahkan dari limbah lainnya, kemudian limbah kertas diangkut ke tempat penampungan sementara. Di sini, limbah kertas kembali disortir dan dipisahkan dari limbah lainnya. Baru kemudian setelah itu limbah kertas dipress (biasanya menjadi bentuk kotak) dan dikirimkan ke pabrik kertas atau paper mill untuk diproses lebih lanjut.

    Di pabrik kertas, limbah-limbah kertas tersebut dihancurkan dan dicampur dengan air untuk membuat bubur kertas. Bubur kertas selanjutnya dicuci (washed), disaring (refined), lalu dijadikan bubur kertas. Untuk menghilangkan warna dari bubur kertas, selama pembuatan biasanya ditambahkan pula bahan kimia pemutih (bleaching agent) seperti hidrogen peroksida atau H2O2.

    Setiap kali kertas didaur ulang, panjang seratnya berkurang, yang berpengaruh langsung terhadap kekuatan kertas yang dihasilkan. Kira-kira kertas dapat mengalami proses daur ulang sampai dengan tujuh kali proses.

    Produk Hasil Daur Ulang Limbah Kertas

    Kertas yang diproduksi dari limbah kertas biasanya diklasifikasikan berdasarkan kualitas (kelas) atau grade. Setiap grade memiliki karakteristik yang berbeda. Secara umum, produk kertas hasil daur ulang biasanya dikelompokkan menjadi corrugated (bahan pembungkus barang), newsprint (kertas koran), mixed (dengan warna dan jenis yang berbeda) dan kertas kerja atau office paper.

    Jenis produk kertas daur ulang ditentukan oleh limbah kertas yang digunakan sebagai bahan bakunya. Limbah kertas kualitas rendah misalnya, biasanya dibuat kembali menjadi produk kertas kualitas rendah pula, seperti corrugated paper dan newsprint. Begitu pula sebaliknya.

    Nah, selain jenis produk kertas seperti tersebut di atas, masih banyak lagi jenis-jenis kertas hasil daur ulang. Informasi lengkap mengenai hal tersebut dapat dilihat di www.paperrecycles.org.
    0 komentar

    Pengolahan Limbah Plastik Dengan Metode Daur Ulang (Recycle)

    Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah.

    Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.

    Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan
    cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;
    Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.

    Limbah Plastik
    Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.
    Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).

    Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.

    Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)
    Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).

    Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).

    Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).
    Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.
    Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks

    Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).

    Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).
    1 komentar

    MEMBUAT MIKROORGANISME MULTI FUNGSI

    Kita sering sekali ditawari untuk membeli produk organik yang mempunyai berbagai macam fungsi . Dibrosurnya tertulis untuk menguraikan sampah, membuat bokhasi, menggemukkan ternak, menghilangkan bau kotoran ternak dll. Kami akan membagikan pengalaman pribadi tentang membuat mikroorganisme mult
    i fungsi. Harapan kami hanyalah agar para petani bisa benar-benar mandiri dan mampu memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia dilingkungan kita untuk kemajuan petani dan melestarikan bumi kita.

     
    Gambar salah satu bahan pembuat mikroorganisme multi fungsi


      Gambar cairan yang mengandung mikroorganisme multi fungsi yang maspary buat, warna dan aroma berbeda-beda sesuai dengan jenis buahnya (tapi baunya harum) :

    mikroorganisme-multi-fungsi

    Manfaat Mikroorganisme Multi Fungsi yang pernah maspary coba antara lain untuk :
    1. Pertama kami mencobanya untuk membuat silase. Dengan mikroorganisme tersebut hanya butuh waktu satu minggu dalam pembuatan silase. Dalam satu minggu Silase sudah berbau harum dan siap digunakan.
    2. Bisa digunakan untuk menghilangkan bau kotoran ternak. kami mencoba memberikannya untuk kelinci. Dan hasilnya luar biasa, kelinci yang kami pelihara dalam dapur sekarang sudah nggak bau lagi.
    3. Bisa juga untuk mennyehatkan ternak. Kelinci yang kami pelihara nggak pernah terserang kembung dan mencret walaupun saya kasih makan kubis, caisin, kacang buncis dan kangkung.
    4. Selain itu juga bisa digunakan untuk menggemukkan ternak, Ini berdasarkan fakta yang kami peroleh dari kelinci saya yang gendut dan sehat. Kenapa bisa gemuk ? karena nafsu makannya yang meningkat semenjak saya kasih mikroorganisme tersebut.
    5. Urine kelinci yang kami tampung juga saya fermentasi dengan dengan mikroorganisme tersebut.
    6. Saya juga yakin kalau untuk pembuatan bokhasi/ kompos ataupun memfermentasi pupuk organik lain juga bagus hasilnya.
    7. Beberapa fungsi lain belum kami coba : menyuburkan tanaman, menyuburkan tanah, merangsang pembuahan padi atau tanaman lain. (karena saya yakin dalam larutan tersebut juga mengandung unsur hara, mineral dan asam amino).

    Gambar Kelinci percobaanku yang gemuk dan sehat berkat mikroorganisme multi fungsi
    kelinci-yang-dikasih-mikroorganisme-multi-fungsi
    Setelah rekan-rekan  mengetahui manfaat dari mikroorganisme multi fungsi tersebut pasti sudah nggak sabar lagi ingin mengetahui cara membuatnya.

    Bahan mikroorganisme multi fungsi :
    1. Campuran berbagai macam buah-buahan yang telah masak exp: semangka, melon, nanas, mangga, jambu, belimbing dll 1 kg. (kebetulan maspary dirumah jualan soup buah jadi bisa memanfaatkan sisa buah-buahan yang tidak terpakai)
    2. Molase atau larutan gula jawa (untuk membuat larutan gula jawa: larutkan gula jawa dalam air panas dengan perbandingan 1 : 1) 0,5 liter. Penggunaan larutan gula jawa harus setelah benar-benar dingin.
    3. Koran bekas/ baru
    4. Karet gelang
    5. Kain penyaring (boleh kaos bekas atau baju bekas dll)

    Cara membuat mikroorganisme multi fungsi :
    1. Potong kecil-kecil berbagai macam buah-buahan tersebut (kurang lebih 1 cm3)
    2. Masukkan buah-buahan tersebut  dalam stoples
    3. Siram dengan molase atau larutan gula jawa
    4. Tutup toples dengan kertas koran dan ikat dengan karet
    5. Setelah dua minggu saring dan peras dengan kain
    6. Larutan/ air perasan yang dihasilkan siap digunakan untuk berbagai keperluan diatas
    Cara menggunakan mikroorganisme multi fungsi :
    1. Jika akan digunakan sebaikknya mikroorganisme multi fungsi tersebut kita encerkan terlabih dahulu. Buat larutan gula atau larutan molase dengan perbandingan gula/ molase : mikroorganisme multi fungsi : air = 5 : 1 : 100
    2. Diamkan dulu larutan tersebut hingga 24 jam.
    3. Baru larutan tersebut kita gunakan untuk pembuatan silase, campuran/ minuman ternak, pembuatan kompos, kita semprotkan ke tanah dan tanaman sebagai penyubur dll.
    Cara membuat mikroorganisme multi fungsi tersebut memang mudah dilakukan, tapi kami sendiri belum sempat mengecek kandungan didalamnya.
    2 komentar

    Mengubah Sampah Menjadi Pupuk Organik Hanya 24Jam

    Sampah biasanya berhubungan dengan bau buruk dan pencemaran lingkungan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Ini adalah masalah bagi semua orang. Tapi bagaimana jika ada cara untuk membuat uang dari sampah?

    Setelah bertahun-tahun investasi dan jutaan dalam penelitian dan pengembangan, sebuah perusahaan Singapura, Biomax Technologies Pte Ltd, telah ditemukan dan berhasil dikomersialisasikan Rapid Sistem Pencernaan termofilik. Ini adalah terobosan teknologi yang memproses sampah organik (makanan, ternak, taman dan kota limbah) menjadi pupuk organik dalam waktu hanya 24 jam. Metode konvensional membutuhkan sekitar tiga bulan untuk menghasilkan kompos berkualitas rendah, sedangkan produk akhir dari teknologi Biomax adalah pupuk organik berkualitas tinggi bebas dari patogen dan bau ofensif, yang memungkinkan petani untuk meningkatkan profitabilitas mereka. Teknologi ini bukan hanya solusi untuk pemanfaatan sampah organik - juga menghasilkan keuntungan bagi pengguna akhir.

    Teknologi ini dipatenkan secara internasional menggabungkan mesin dengan khusus dirumuskan BM1 enzim untuk memastikan pengolahan menyeluruh bahan organik sampah menjadi nutrisi dan zat yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman. Selama pengolahan, suhu di dalam digestor dipertahankan pada 70 sampai 80 derajat Celcius untuk mengaktifkan BM1, menghilangkan bakteri berbahaya yang biasanya hadir dalam sampah organik. Hal ini memastikan bahwa organik yang dihasilkan aman untuk aplikasi, bahkan untuk tanaman pangan. Selain itu, teknologi ini adalah hijau dan ramah lingkungan karena mengurangi emisi karbon dari pengguna akhir dengan mencegah emisi gas metana yang akan dihasilkan jika bahan limbah yang dihasilkan tidak diproses dengan cepat. Selain itu, pengolahan tidak menarik hama seperti lalat atau memancarkan bau busuk yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi pekerja atau masyarakat sekitar.

    Keuntungan utama dapat diringkas dalam tiga kata: kecepatan, ruang dan kualitas. Saat ini, tidak ada teknologi lain yang dikenal yang dapat menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi dari limbah hanya dalam 24 jam. Dalam hal ruang, untuk memproses 15 ton sampah per hari dengan metode konvensional akan membutuhkan satu hektar lahan, tetapi menggunakan teknologi Biomax, hanya 0,05 hektar diperlukan, yaitu 20 kali lebih sedikit ruang yang dibutuhkan. Waktu proses singkat ditambah dengan sistem tertutup meminimalkan kerugian dari setiap nutrisi dari bahan baku, dan enzim BM1 memperkaya pupuk organik dan memastikan bahwa nutrisi yang tersedia untuk tanaman dan tanah. Akibatnya, pupuk organik berkualitas tinggi diproduksi, kualitas ini konsisten karena tidak tergantung pada cuaca. Pembuatan pupuk organik berkualitas tinggi sangat penting karena merupakan faktor penentu dalam menentukan bahwa teknologi ini layak secara ekonomis.

    Teknologi Biomax dirancang untuk bertahan setidaknya 15 tahun dalam lingkungan yang keras dan untuk memproses bahan baku korosif, sehingga perusahaan tidak berkompromi pada bahan yang digunakan dan kontrol kualitas selama produksi mesin. Meskipun teknologi ini membutuhkan investasi modal awal yang relatif tinggi dalam mesin dan pembangunan pabrik, rata-rata return pada periode investasi kurang dari dua tahun. Hal ini dimungkinkan terutama karena dua faktor: biaya produksi rendah dan harga jual yang tinggi untuk pupuk organik yang dihasilkan. Sebagai contoh, Malaysia dan Singapura, Biomax mampu menjual pupuk organik dengan harga setinggi empat kali lebih banyak daripada pupuk yang terbuat dari metode tradisional. Setelah diproses dengan teknologi Biomax, efektivitas pupuk organik dalam memulihkan kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen dikalikan. Hal ini menghasilkan peningkatan keuntungan bagi petani, dan pembelian ulangi mereka adalah kesaksian terbaik dan dukungan teknologi.

    Pengelolaan sampah adalah tanggung jawab setiap orang yang menghasilkan limbah. Pengelolaan limbah yang baik harus bersih untuk lingkungan dan aman bagi masyarakat. Teknologi Biomax menyediakan tidak hanya itu, tetapi juga merupakan produk akhir yang akan menguntungkan bumi, seperti yang didaur ulang kembali ke alam sebagai pupuk organik.
    2 komentar

    Pupuk Organik / Kompos

    Pupuk Organik / Kompos
    ♦ Dibuat dari limbah hortikultura seperti daun, rumput, kliping pohon, cabang dan semak-semak
    ♦ disterilkan di atas 55 ° C selama tidak kurang dari 12days sehingga membunuh semua hama, patogen, biji gulma, dan bakteri berbahaya
    ♦ 100% organik, bebas dari limbah industri, pupuk kandang dan bahan kimia.
    ♦ bebas dari bau busuk yang kuat

    Parameter | Range / Nilai
    * Bahan Organik | Minimum 65% berat kering
    Konten Moisture | Minimal 35% (basis berat basah)
    Heavy Metal Konsentrasi | Tidak ada lumpur limbah yang digunakan dalam penyusunan kompos
    tingkat pH | tidak lebih dari 8,0
    Kotoran Hewan | NIL
    * Ukuran Partikel | 98% melewati 3 mm saringan - Baik Kelas
    98% melewati saringan 6 mm - Medium Kelas
    Ukuran antara 6 mm dan 30mm - Kasar Kelas
    * C: N Ratio | 12:01-22:01
    Materi asing / Kontaminan Fisik | <1% untuk> 2mm fraksi
    Patogen | Bebas dari Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium
    Hama Serangga / Invertebrata | Tidak ada lalat pupa dan larva atau siput hidup
    * Bau | Liat / bau bersahaja. Bebas dari bau busuk yang kuat.
    Nitrogen (N) | 0,90% - 2%
    Fosfor (P) | 0,50% - 2%
    Kalium (K) | 0,90% - 1%
    Elemen Jejak lain atau Nutrisi Mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman yang sehat | Boron (B)
    Kalsium (Ca)
    Klorin (Cl)
    Tembaga (Cu)
    Besi (Fe)
    Mangan (Mn)
    Molibdenum (Mo)
    Seng (Zn) Kalsium (Ca)
    Magnesium (Mg)
    Sulfur (S)
    * Persyaratan kualitas minimum untuk baik pupuk organik / kompos.
    0 komentar

    Jenis Ukuran Pupuk Organik

    JENIS


    Baik kelas (Ukuran partikel: 3mm dan bawah)

    -Untuk perkecambahan bibit, campuran tanah, berpakaian dan mulsa atas.









     

    Kelas Menengah (Ukuran partikel: diatas 3mm sampai 6mm)

    -Untuk top berpakaian, mulsa dan campuran tanah.









    Coarse Grade Compost

    Kasar kelas (ukuran partikel: diatas 6mm sampai 30mm)

    -Untuk pencampuran ke dalam tanah sangat liat seperti tanah lempung.









     
     

     

    APLIKASI

    ♦ Perubahan Tanah untuk tanaman berbunga, tanaman pot, sayuran dan rempah-rempah, dan tanaman
    Kondisi Tanah Disarankan proporsi pencampuran
    Liat Tanah 30% Greenback Kompos terhadap tanah 70%
    Lempung Tanah 50% Greenback Kompos terhadap tanah 50%
    Sandy Tanah 70% Greenback Kompos terhadap tanah 30%
    Greenback kompos harus dicampur dengan tanah dengan kedalaman penuh dari zona perakaran. Untuk penggunaan khusus, silahkan memodifikasi sesuai sesuai dengan kondisi situs.
    ♦ Mulsa / Top Dressing untuk pohon, rumput, rumput dan lapangan golf.
    Jenis Aplikasi
    Pohon Terapkan kompos greenback ke 25mm-75mm mendalam sekitar zona akar menghindari kontak langsung dengan batang tanaman. Terapkan sesuai kebutuhan.
    Turf, rumput dan lapangan golf. Terapkan 5-10mm atau 200-300kg greenback Kompos per 100m 2.
     
     
    ;